PENDEKATAN DALAM PSIKOTERAPI
1.Pendekatan psikoanalisa di dalam psikoterapi
Psikoanalisis adalah aliran psikologi yang member penekanan khusus pada peran ketidaksadaran, penekanan khusus pada peran ketidaksadaran . dalam hipnoterapi, istilah ketidaksadaran memang jarang digunakan. Banyak literature lebih cenderung menggunakan bawah-sadar ( the subconscious)
Antara tahun 1885-1905, freud mencoba menggunakan hypnosis sebagai sarana terpeutik untuk regresi dan katarsis. Tidak puas dengan teknik ini, ia lalu mengembangkan teknik lain yang hingga saat ini dikenal dengan nama asosiasi bebas.
Meski demikian, freud tetap merasa berutang budi pada hipnotisme. Dia akhir kariernya, ia menyarankan perlunya mengombinasikan teknik-teknik psikoanalisis dengan hypnosis untuk membuat terapi menjadi lebih singkat dan efektif. Ide ini kemudian direalisasikan oleh beberapa psikoterapis dan meghasilkan teknik terapeutik yang dikenal dengan hipnoanalisis. Untuk menjelaskan cara kerja psike (jiwa) manusia, freud berteori tentang dua wilayah psike yang utama, yaitu kesadaran dan ketidaksadaran. Kesadaran diibaratkan sebagai bagian gunung es yang terlihat di permukaan laut. Sementara ketidaksadaran adalah bagian terbesar gunung es yang terbenam di bawah permukaan laut. Isi-isi ketidaksadaran tidak bisa dipahami dengan cara yang biasa karena tampilannya simbolis. Untuk itu, dibutuhkan seni interprestasi.
Freud menambahkan bahwa diantara kesadaran dan ketidaksadaran ada wilayah yang disebut prasadar yang berisi ingatan-ingatan yang sewaktu-waktu masih bisa diangkat ke kesadaran, seperti nomor telepon atau alamat rumah. Dalam pandangan teoritisnya, freud tidak banyak berbicara tentang wilayah prasadar ini.
Ketidaksadaran berisi insting dan pengalaman traumatis yang direpresi. Aktivitas isi-isi ketidaksadaran potensial menimbulkan kecemasan. Kecemasan itu sendiri potensial menimbulkan gangguan mental yang disebut neurosis. Agar terhindar dari gangguan ini, setiap orang mengembangkan mekanisme pertahanan. Mengenai proses terapeutik, freud mengajukan konsep transferensi dalam melihat hubungan antara terapis dan klien. Dalam sesi terapi, pasti ada muatan-muatan emosional yang terjalin antara terapis dan klien. Hubungan ini memang diperlukan untuk menjalin hubungan dan menjaga kepercayaan. Dengan kepercayaan itu, klien akan lebih leluasa mengekspresikan diri, namun ada yang perlu diwaspadai. Klien biasanya mempunyai perasaan-perasaan tertentu pada terapis. Perasaan ini berhubungan dengan figure-figur tertentu dimasa lalu klien, misalnya ayah, ibu atau orang-orang terdekat lainnya.
Freud sangat mengajurkan setiap terapis untuk memeriksa dan menganalisi dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum menerapi orang lain. Dengan demikian, teapis bisa menjaga netralisasi dan tidak mencemari kepribadian klien dengan kepribadiannya sendiri. Psikoanalisi menunjukkan kepada kita bahwa dunia ketidaksadaran adalah dunia psikis yang teramat luas sekaligus sangat bernilai. Baik freud maupun Jung sepakat bahwa pribadi yang sehat adalah pribadi yang bisa membuat akur kesadaran dan ketidaksadarannya. Caranya adalah mengangkat isi-isi ketidaksadaran ke kesadaran. Inilah yang terjadi dalam terapi yang bercorak psikoanalitis.
2.Pendekatan psikologi belajar dalam psikoterapi
Banyak teori pembelajaran yang berkembang dalam psikologi berasal dari pemikir dalam aliran behaviorisme. Para pengikut ini menganggap perilaku manusia sebagai hasil belajar. Diantara banyak pemikiran dalam behaviorisme, perhatian kita akan berfokus pada dua konsep penting, yaitu pengondisian klasik dari ivan Petrovich Pavlov dan pengondisian operan dari Burrhus Frederick Skinner. Pemikiran kedua tokoh ini akan membantu dalam memahami proses induksi (proses mengantar klien sampai pada tidur hipnotik) dan sugesti posthipnotik (sugesti yang diberikan selama trans)
Secara sederhana, pengondisian klasik bisa diartikan sebagai pembiasaan. Pavlov membagi reflex menjadi dua yaitu, reflex bawaan dan reflex terkondidiksn. Reflex bawaan adalah respons yang diberikan tanpa melalui proses belajar., seperti terkejut ketika terkena sengatan listrik, sementara reflex terkonsidisikan adalah respons yang muncul sebagai hasil belajar.
Penelitian Pavlov menunjukkan bahwa perilaku bisa dimanipulasi. Secara fisiologis, kata “tidur” ( stimulus) membuat korteks serebral mengalami inhibisi parsial (hambatan sebagian). Dalam keadaan ini terjadi perubahan endokrin dan vegetative dalam tubuh yang menyerupai perubahan yang terjadi ketika seseorang ingin masuk kedalam tidur alamiah. Subjek lalu jadi pasif dan semakin terbuka untuk disugesti.
Menurutnya proses belajar bisa dicapai lewat penguatan (reinforcement). Penguatan adalah situasi atau stimulus yang menguatkan respons seseorang. Dalam konteks hipnoterapi, penguatan yang baik akan menimbulkan respon positif yang nantinya akan bermanfaat dalam mengubah perilaku. Contoh penguatan verbal yang sering ditemui adalah ucapan “bagus” ketika klien mengikuti sugesti. Selain pujian verbal, penguatan juga dapat ditunjukkan lewat penataan ruang. Kesan yang nyaman di awal sesi punya pengaruh yang besar bagi keberhasilan di sesi-sesi berikutnya. Ada ungkapan jerman yang berbunyi “aller anfangist schwer(semua permulaan itu sukar)”. Ini juga berlaku dalam hipnoterapi, lingkungan yang tidak nyaman di sesi awal bisa melemahkan keterlinatan klien di sesi berikutnya.
3.Pendekatan Psikologi Humanistik di dalam psikoterapi
Psikologi humanistic berorientasi pada keunikan manusia dan pemahaman yang positif dan optimis tentang kepribadian manusia. Seorang terapis dituntut untuk selalu berkosentrasi pada sisi sehat manusia, bukan pada sisi sakitnya. Dua tokoh yang utama adalah Abraham Harold Maslow dan carl ransom rogers.
Dalam hipnoterapi, ada kecenderungan bagi terapis untuk menilai klien-kliennya sebelum mendengarkan merkea. Ini manusiawi, tapi tidak dalam konteks terapi. Perlu kerja ekstra untuk menetralkan diri terlebih dahulu. Klien yang datang menemui terapis tidak meminta untuk dinilai. Mereka hanya butuh iklim yang nyaman untuk bercerita tentang pengalaman mereka. Terapis semestinya membantu menciptakan iklim itu lewat penerimaan klien tanpa prasangka dan prapenilaian.
Psikologi humanistic, mengajak kita untuk berfokus pada sisi sehat kepribadian manusia dengan mengembangkan unconditional positive regard dan empati. Baik terapis maupun klien perlu melihat tubuh dengan kcamata sehat. Penyakit yang dialami tubuh menunjukkan ketidakseimbangan. Berfikir secara humanistic berarti berfikir tentang cara mengalihkan energy kea rah yang baik.
4.Pendekatan Psikologi Kognitif di dalam Psikoterapi
Orientasi utama psikologi kognitif adalah bagimana seseorang berfikir dan merasa di saat ini. Perilaku adalah efek daai pikian dan perasaan. Untuk alasan itu, bisa dimengerti mengapa terapi-terapi kognitif menekankan perlunya mengubah perilaku yang tidak segar dengan mengubah cara klien dalam berfikir dan merasa.
Salah satu tokoh penting yang banyak meneliti proses kognitif adalah Aaron Beck. Menurut Beck, banyak gangguan psikologis disebabkan oleh pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan negative. Selanjuntnya pikiran dan perasaan negative berkembang menjadi kepercayaan negative sehingga perlu ditata ulang ( direkstrukturisasi dan ditransformasikan menjadi kepercayaan positif)
Dalam perspektif kognitif ada jembatan yang mengantarai stimulus dan respons.itulah yang disebut kepercayaan. Seorang hipnoterapis perlu melatih kepekaan diri dala menangkap gejolak pikiran-pikiran negative dalam klien. Baru sesudah itu, sesi terapi dirancang untuk memunculkan perubahan perilaku.
2. A. Kasus Psikodinamik
Kasus yang dapat ditangani degan terapi psikodinamik ( psikoanalisa) adalah seseorang yang mengalami tingkat kecemasan yang tinggi. Karena kecemasan terkait dengan ada di dalam ketidaksadaran individu maka tedapat kompleks yaitu sekumpulan perasaan, pikiran dan persepsi yang berlebihan dan berhubungan dengan tema emosional tertentu misalnya seseorang yang memiliki rasa ketakutan yang tinggi terhadap sesuatu objek atau tingkat kecemasan yang tinggi. Orang yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi terhadap sesuatu memiliki tombol-tombol yang sensitive dalam ketidaksadaran personalnya. Misalkan Mahasiswa yang kesulitan menyelesaikan skripsinya akan menjadi sensitive dengan kata “skripsi”. Maka peran terapis adalah berusaha menggali alam ketidaksadaran klien untuk memberikan atau mengalirkan energy yang positif yang dapat mentransformasikan seseorang menjadi pribadi yang lebih sehat.
B.Kasus Behavioristik
Kasus yang dapat ditangani dengan terapi behavioristik adalah dengan memberikan penguatan(reinforcement) pada klien yang mengalami ketakutan terhadap suatu objek. Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular.Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa “ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan”. Untuk itu klien berusaha membantu klien untuk sedikit demi sedikit mengurangi dan mengubah persepsinya mengenai ular dengan pertam kalinya menunjukkan foto ular kepada klien dan jika klien berhasil makan terapis memberikan reward kepada klien seperti ucapan verbal “bagus” ataupun dengan hal baik lainnya. Lalu dilanjutkan dengan tahap berikutnya dengan mainan ular hingga ular sungguhan sampai klien mampu untuk mendekati dan memegang ular itu dan merubah persepsinya ketika melihat ular.
C.Kasus Humanistik
Kasus yang dapat ditangani dengan terapi humanistic adalah seseorang yang memiliki masalah dalam hidupnya. dimana terapis menyediakan atmosfir hangat dan suportif untuk meningkatkan konsep diri klien dan mendorong klien memperoleh pemahaman terhadap masalah. Dalam terapi client-centered, tujuan terapi bukan untuk membuka rahasia dalam dari ketidaksadaran, tetapi untuk membantu klien mengenali dan memahami perasaan sesungguhnya (Hazler, 2007). Satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah melalui mendengar aktif dan pembicaraan reflektif (reflective speech), sebuah teknik dimana terapis menjadi cermin untuk perasaan yang dialami klien.
D. Kasus Kognitif
Kasus yang dapat ditangani dengan terapi Kognitif adalah seseorang yang memiliki gangguan psikologis karena kepercayaan mereka, terutama kepercayaan diri yang tidak rasional dan memundurkan diri.
Dengan terapi REBT (terapi perilaku emosional-rasional (rational-emotive behahiour therapy)), terapis berusaha ntuk membantu orang menghilangkan kepercayaan-kepercayaan yang menundukan diri dengan secara rasional memeriksa kepercayaan ini dengan sedikit demi sedikit mengubah cara berfikirnya dengan ucapan verbal dan menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasional dengan menyediakan dan mengatakan kenyataan yang harus diterima oleh klien itu sendiri.
3.A. Psikodinamik
Karena seseorang yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi tidak mudah untuk diobati perlu menarik alam bawah sadarnya atau ketidaksadarannya untuk menghilangkan kecemasannya akan hal-hal yang membuat psikologis terganggu, tanpa ada manipulasi dari perilaku dan pernyataan klien karena kecemasan terjadi dibawah alam ketidaksadaran individu.
B.Behavioristik
Karena dengan membantu klien dengan cara mengubah persepsinya dengan membiasakan klien yang memiliki fobia terhadap ular dengan mendengar kata ular bahkan menyentuhnya dapat sedikit demi sedikit mengurangi ketakutannya yang sangat tinggi terhadap ular dengan memberikan penguatan(reinforecement) dan reward sehingga klien mampu untuk menghadapi ketakutannya terhadap ular.
C.Humanistik
Karena terapis berusaha mendorong klien untuk menyelesaikan masalahnya dengan mencapai aktualisasi diri. Dan memfokuskan pada hal yang menjadi masalah tersebut. Dan terapis berusaha untuk memfokuskan terapi kearah sisi kepribaduian yang baik.tanpa harus melihat sisi negative klien. Dengan menyeimbangkan tubuh yang terjadi ketidakseimbangan yang dapat menimbulkan penyakit ataupun gangguan psikologis lainnya. Dan mengalirkan hal – hal yang baik kepada klien agar klien lebih menjadi individu yang berkembang lebih baik lagi dan mencapai aktualisasi dirinya.
D.Kognitif
Karena klien yang memiliki cara berfikir yang tidak rasional hanya dapat disembuhkan dengan berusaha mengubah cara berfikir si klien itu sendiri dengan salah satunya menggunakan Terapi REBT. Dengan berusaha menghadapkan klien pada kenyataan dan berfikir nyata dengan berusaha menghadapi kenyataan yang si klien harus dihadapi. Menekankan cara berfikirnya yang tidak logis dan menstruktur ulang fikirannya dengan hal hal yang positif dan membangun. Agar menjadi individu yang lebih sehat.
DAFTAR PUSTAKA :
1. http://perjalanankuliahkita.blogspot.com/2013/07/gangguan-terapi-psikologis.html
2.Gunarsa, D.Singgih. 2007.Konseling dan Psikoterapi. PT BPK Gunung mulia:Jakarta
3.Hakim, andri.2010. Hipnoterapi:cara menghilangkan stress.Transmedia Pusaka:Jakarta4.
4.Anggiawan, putri.2008. Psikoterapi suportif sebagai cara menurunkan stress pada penderita hermipase. (Online) Jilid 5. No 4. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/89cf31024ca0a560250bb12a85b21c459159abd8.pdf diakses 5 april 2015 pukul 10:31 AM)