0

Cita-Cita

Cita- cita dan Pekerjaan Yang Akan Dicapai…..

Perkenalkan nama saya Bhatari Larasati, saya adalah anak ke 2 dari tiga saudara. kini saya berusia 21 tahun. saya kini sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir fakultas psikologi di universitas gunadarma yang sedang menjalani semester 7.

Bagi saya, menekuni pendidikan setinggi ini bukanlah hal yang mudah dan butuh perjuangan dalam menjalaninya. di sisi lain, saya memiliki cita cita yang akan saya capai. saya awalnya bercita-cita ingin menjadi pramugari di maskapai luar negeri, namun kedua orang tua saya tidak mengizinkannya. maka setelah lulus SMA saya melanjutkan ke pendidikan perkuliahan jurusan psikologi. setelah kurang lebih 3 tahun saya menekuni pendidikan S1, saya pun akhirnya memiliki cita-cita pekerjaan yang akan saya capai setelah saya lulus dari, yaitu saya ingin melamar ke perusahaan asing dan menjadi seorang HRD di perusahaan asing. saya berfikir karena kalau bekerja di perusahaan asing, saya tidak hanya stuck bekerja di dalam negeri saja, saya bercita-cita dapat memperluas relasi pekerjaan saya ke luar negeri dan menginjakan kaki di negara yang sangat ingin saya kunjungi yaitu Amerika Serikat. saya memiliki mimpi dan cita-cita ingin bekerja di kedutaan dan perusahaan asing bagaimanapun posisinya  namun ditempatkan layaknya  sebagai lulusan Sarjana S1 jurusan psikologi,  baik dalam bidang HRD, supervisor, manager, ataupun administrasi tes psikologi di kedutaan maupun perusahaan. namun jika tidak memungkinkan di perusahaan asing, perusahaan dalam negeri pun tidak masalah karena dengan bekerja di perusahaan asing, saya bisa mengumpulkan pengalaman, relasi dan uang untuk bisa mewujudukan cita-cita saya pergi keluar negeri dalam hal pekerjaan. syukur-syukur kalau saya bisa melanjutkan pendidikan saya di Amerika Serikat dan bekerja disana. untuk memperdalam pengetahuan saya mengenai psikologi, selain dengan bekerja saya akan juga menekuni program pendidikan S2 jurusan klinis. saya ingin, tidak hanya bekerja di perusahaan, tetapi saya juga ingin memperdalam mengenai watak seseorang dan saya akan menjadi psikolog juga.  saya bermimpi saya akan menjadi wanita yang memiliki karier yang baik dalam bidang psikologi maupun pekerjaan sebagai orang kantoran juga memiliki gaji yang besar dan bisa membanggakan kedua orang tua saya. khususnya ibu saya, yang sudah berada di surga saya akan membuatnya bangga dan tersenyum disana melihat saya anak perempuan satu-satunya di dalam keluarga sukses walalupun saya mungkin tidak akan pernah melihat senyum bahagia ibu saya untuk selamanya…

 

0

Penerapan Sistem Informasi dalam bidang psikologi

1. Definisi Psikologi

psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.psikologi juga merupakan  ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

Penerapan Psikologi dalam Bidang Sistem Informasi
Kemajuan teknologi pada saat ini sudah sangat berkembang berbagai bidang pun sudah memanfaatkannya, Sistem informasi sudah menjadi bagian dari berbagai bidang pendidikan, contohnya adalah Psikologi. Pada bidang Psikologi sekarang ini berkembang bersamaan dengan Sistem Informasi, misalnya ada beberapa aplikasi yang diperuntuk kan untuk Psikologi yaitu mengukur IQ seseorang yang sekarang sudah banyak beredar dari secara offline sampai dengan online seperti survei-survei yang berada di akun facebook, twitter dll. Selain ini sistem informasi untuk psikologi adalah spss yang hampir serupa dengan ms.excel yaitu aplikasi pengolah angka dan memiliki rumusnya, selain itu ada aplikasi untuk melihat kecekatan kita terhadap huruf yang di acak yaitu untuk melihat attention kita, dan masih banyak lagi sistem informasi yang diperuntukkan untuk bidang Psikologi

Sumber

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/9-pengertian-sistem-informasi-menurut.html
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
Basuki, H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma

0

SISTEM INFORMASI DAN PENERAPANNYA DALAM BERBAGAI BIDANG

Definisi dari Sistem Informasi dan Pendidikan
system informasi adalah system yang saling berhubungan dengan terintegrasi satu dengan yang lain dan bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mengatur masalah yang ada.

Selain itu system informasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen pembentuk system yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lain yang bertujuan untuk menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.

Sedangkan pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar dapat memaksimalkan kompetensi yang ada di dalam dirinya sampai tahap dewasa. (Juniarto, 2002)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.

Jadi, Dapat ditarik kesimpulan sistem informasi dalam bidang pendidikan adalah suatu pemanfaatan media teknologi untuk membantu mempermudah mengolah data yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang berfungsi untuk mengolah data menjadi informasi yang dapat bermanfaat bagi pelajar ataupun mahasiswa.

System informasi pada bidang pendidikan sangat diperlukan untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun universitas. Karena dapat mempermudah untuk menggali informasi yang lebih mendalam mengenai apa yang telah dipelajari dan mencari hal hal serta pengetahuan yang belum diajarkan agar dapat lebih memperluas informasi yang dimiliki.

Penerapan Sistem Informasi
Penerapan sistem informasi sangatlah banyak untuk berbagai bidang, salah satunya dalam bidang pendidikan. Dalam penerapannya antara sistem informasi dan pendidikan dapatlah kita lihat di sekolah maupun universitas komputer sudah mulai digunakan dan dimanfaatkan. Selain digunakan sebagai alat bantu pembelajaran interaktif, komputer juga digunakan untuk mencari dan browsing mengenai hal hal yang perlu dipelajari.

Dengan komputer kemudahan dalam mencari dan menyediakan bahan-bahan pembelajaran juga bisa didapatkan, misalkan dengan adanya konsep perpustakaan elektronik, buku elektronik, ditambah lagi dengan adanya internet dimungkinkan untuk menncari koleksi perpustakaan berupa buku, jurnal, modul, makalah, majalah, surat kabar dan lain sebagainya. Bahkan saat inti sudah bisa dilakukan pembelajaran jarak jauh melalui internet yang dikenal dengan e-learning. Beberapa Negara telah menerapka sekolah yang pembelajarannya melalui internet.

0

Tugas Psikoterapi 3

1. Pengertian terapi kelompok

Menurut American Association of Group Worker & Grace L. Coyle dalam Soekanto (1993), terapi Kelompok memungkinkan berbagai jenis kelompok berfungsi sedemikian rupa, sehingga interaksi kelompok dan kegiatan,kegiatan program memberikan kontribusi pada pertumbuhan individu individu dalam pencapaian tujuan-tujuan sosial yang diinginkan.Dan sejalan dengan pengertian diatas, terapi kelompok menurut Albert S. Alissi  dalam Soekanto (1993) yaitu, mengkonsentrasikan diri pada pemberian pengalaman-pengalaman kelompok untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perkembangan secara norma, membantu mencegah perpecahan sosial, memudahkan tujuan tuiuan korektif dan rehabilitatif. serta mendorong keterlibatan dan tanggungjawab penduduk dalam aksi sosial.

Rawitasari dalam marjinah  (2012)  memberi  pengertian  tentang  terapi  kelompok sebagai salah satu tipe intervensi dalam psikoterapi yang dilakukan oleh terapis dan koterapis dengan sekelompok pasien, yang lebih bersifat intensif dalam memberikan pertolongan psikologis, lebih menekankan perasaan dan hubungan antara anggota, serta menekankan pada pengalaman emosi terkoreksi.

Sedangkan menurut Direktorat  Kesehatan  Jiwa  Depkes  RI  dalam marjinah (2012)  seperti yang tertuang dalam buku Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia terapi kelompok ialah :  ”Suatu psikoterapi yang dilakukan atas sekelompok penderita  bersama-sama  dengan  jalan  berdiskusi  satu  sama  lain  yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah dilatih”

Pengertian lain juga dikemukakan Rawlins dalam soekanto (1993) bahwa terapi kelompok merupakan tipe dari tindakan yang meliputi kelompok dari pertemuan beberapa orang pada waktu yang direncanakan dengan kualifikasi terapis terhadap fokus pada kesadaran dan pengertian terhadap seseorang, untuk   memperbaiki    hubungan   interpersonal    dan   membuat   perubahan perilaku.  Menurut  Rawlins  konsep  utama  dalam  terapi  kelompok  adalah sejak timbul permasalahan pada beberapa orang yang meliputi perasaan dan perilaku yang diyakini pada tatanan kelompok, maka klien dapat berkembang dengan sadar dari apa yang dipikirkan, dirasakan dan perilaku perasaan lainnya. Umpan balik kelompok akan mampu mendukung klien untuk dapat merubah perilaku sehingga hubungan interpersonal lebih efektif.

Dari beberapa definisi terapi kelompok menurut beberapa ahli yang telah dikemukakan bahwa dapat disimpulkan bahwa terapi kelompok ialah penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau penyakit khusus yang dilakukan atas sekelompok individu penderitayang sama secara bersama-sama dengan jalan berdiskusi secara dipimpin atau diarahkan oleh terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah dilatih sebelumnya dengan cara membangun interaksi yang baik dan interaktif.

2.Cara Melakukan Terapi Kelompok

dalam terapi kelompok setiap kelompoknya dilakukan terapi yang akan dilakukan secara berbeda-beda dalam sesi waktunya. Dalam terapinya dilakukan macam-macam pendekatan dalam psikoterapi tergantung pada penyakit atau gangguan apa yang dialami oleh klien. Biasanya seorang terapis akan berperan sebagai moderator dan memilih tema yang akan didiskusikan , namun kadang-kadang terapis memilih untuk klien yang memilih tema yang akan didiskusikan. Setelah itu dilakukan lah prosedur-prosedur yang telah ditetapkan agar proses terapis berjalan secara baik dan teratur.

3. Manfaat Terapi Kelompok

Manfaat terapi kelompok adalah agar individu yang mengalami masalah atau klien dapat menyembuhkan kembali masalah-masalah yang dialaminya sesuai dengan kepribadian dan dirinya, menanyakan hal-hal sederhana dan berdiskusi terhadap orang lain sehingga klien dapat berinteraksi dengan orang lain dan mendapat saran-saran yang mungkin akan dapat diterima dan membantu untuk menyelesaikan masalah masalah yang dihadapinya. Selain itu klien dapat berinteraksi secara luas dengan orang lain yang memiliki masalah yang sama dan dapat merasakan arti berhubungan baik serta bermanfaat dengan orang lain. Manfaat dan keuntungan yang didapat individu melalui terapi kelompok adalah mendapat dukungan dari orang lain, memperluas hubungan interpersonal, menambah wawasan dan membangun komunikasi yang baik dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

4.Kasus – kasus yang diselesaikan dengan terapi kelompok

Kasus kasus yang dapat diselesaikan dengan dilakukan terapi secara kelompok adalah sebagai berikut :

  1. Halusinasi yang berlebihan dapat disebut dengan waham atau delusi
  2. Adanya ketergantungan yang berlebihan terhadap orang lain
  3. Kekerasan fisik atau seksual yang telah dialami oleh seorang individu
  4. Adanya gangguan atau keterlambatan secara kognitif
  5. Stress yang dapat menyebabkan depresi

5.Cari dan rangkum contoh dan kasus yang menggambarkan terapi kelompok

Lansia seringkali merasa kesepian akibat ditinggal oleh anak-anaknya maupun pasangan hidupnya. Oleh karena itu, perlu adanya cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesepian. Salah satu cara untuk mencegah masalah kesepian pada lansia adalah dengan terapi musik. Sejak tahun 1940-an, musik telah digunakan sebagai intervensi nonfarmakologi untuk perubahan perilaku, emosi, dan psikologi khususnya kesepian (Chen et al. dalam wijayanti, 2009). Musik memiliki efek yang baik untuk psikologis manusia diantaranya dapat menenangkan pikiran dari tekanan batin, menghilangkan rasa kesepian, panik dan gangguan mental lainnya (Sausser & Waller dalam wijayanti, 2009). Untuk menghilangkan rasa kesepian tersebut dan agar terjadi terapi yang bermanfaat makan terapi dilakukan secara kelompok. Lansia dapat berinteraksi satu sama lain, meningkatkan hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain, dan dapat menghilangkan rasa kesepiannya secara perlahan-lahan.

DAFTAR PUSTAKA :

  1. Soekanto, S. (1993). Teknik-Teknik Konseling & Terapi. Yogyakarta: PT cahaya Kencana
  2. Marjinah, R.(2012). Psikoterapi dan Teknik-Teknik Terapeutik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
  3. Rahmadhani, A. (2013). Terapi Kelompok Musik Pada Lansia di Panti Werdha Yogyakarta. Vol 2. 45
0

PSIKOTERAPI 1

                                 PENDEKATAN  DALAM  PSIKOTERAPI

 

1.Pendekatan psikoanalisa di dalam psikoterapi

Psikoanalisis adalah aliran psikologi yang member penekanan khusus pada peran ketidaksadaran, penekanan khusus pada peran ketidaksadaran . dalam hipnoterapi, istilah ketidaksadaran memang jarang digunakan. Banyak literature lebih cenderung menggunakan bawah-sadar ( the subconscious)

Antara tahun 1885-1905, freud mencoba menggunakan hypnosis sebagai sarana terpeutik untuk regresi dan katarsis. Tidak puas dengan teknik ini, ia lalu mengembangkan teknik lain yang hingga saat ini dikenal dengan nama asosiasi bebas.

Meski demikian, freud tetap merasa berutang budi pada hipnotisme. Dia akhir kariernya, ia menyarankan perlunya mengombinasikan teknik-teknik psikoanalisis dengan hypnosis untuk membuat terapi menjadi lebih singkat dan efektif. Ide ini kemudian direalisasikan oleh beberapa psikoterapis dan meghasilkan teknik terapeutik yang dikenal dengan hipnoanalisis. Untuk menjelaskan cara kerja psike (jiwa) manusia, freud berteori tentang dua wilayah psike yang utama, yaitu kesadaran dan ketidaksadaran. Kesadaran diibaratkan sebagai bagian gunung es yang terlihat di permukaan laut. Sementara ketidaksadaran adalah bagian terbesar gunung es yang terbenam di bawah permukaan laut. Isi-isi ketidaksadaran tidak bisa dipahami dengan cara yang biasa karena tampilannya simbolis. Untuk itu, dibutuhkan seni interprestasi.

Freud menambahkan bahwa diantara kesadaran dan ketidaksadaran ada wilayah yang disebut prasadar yang berisi ingatan-ingatan yang sewaktu-waktu masih bisa diangkat ke kesadaran, seperti nomor telepon atau alamat rumah. Dalam pandangan teoritisnya, freud tidak banyak berbicara tentang wilayah prasadar ini.

Ketidaksadaran berisi insting dan pengalaman traumatis yang direpresi. Aktivitas isi-isi ketidaksadaran potensial menimbulkan kecemasan. Kecemasan itu sendiri potensial menimbulkan gangguan mental yang disebut neurosis. Agar terhindar dari gangguan ini, setiap orang mengembangkan mekanisme pertahanan. Mengenai proses terapeutik, freud mengajukan konsep transferensi dalam melihat hubungan antara terapis dan klien. Dalam sesi terapi, pasti ada muatan-muatan emosional yang terjalin antara terapis dan klien. Hubungan ini memang diperlukan untuk menjalin hubungan dan menjaga kepercayaan. Dengan kepercayaan itu, klien akan lebih leluasa mengekspresikan diri, namun ada yang perlu diwaspadai. Klien biasanya mempunyai perasaan-perasaan tertentu pada terapis. Perasaan ini berhubungan dengan figure-figur tertentu dimasa lalu klien, misalnya ayah, ibu atau orang-orang terdekat lainnya.

Freud sangat mengajurkan setiap terapis untuk memeriksa dan menganalisi dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum menerapi orang lain. Dengan demikian, teapis bisa menjaga netralisasi dan tidak mencemari kepribadian klien dengan kepribadiannya sendiri. Psikoanalisi menunjukkan kepada kita bahwa dunia ketidaksadaran adalah dunia psikis yang teramat luas sekaligus sangat bernilai. Baik freud maupun Jung sepakat bahwa pribadi yang sehat adalah pribadi yang bisa membuat akur kesadaran dan ketidaksadarannya. Caranya adalah mengangkat isi-isi ketidaksadaran ke kesadaran. Inilah yang terjadi dalam terapi yang bercorak psikoanalitis.

2.Pendekatan psikologi belajar dalam psikoterapi

Banyak teori pembelajaran yang berkembang dalam psikologi berasal dari pemikir dalam aliran behaviorisme. Para pengikut ini menganggap perilaku manusia sebagai hasil belajar. Diantara banyak pemikiran dalam behaviorisme, perhatian kita akan berfokus pada dua konsep penting, yaitu pengondisian klasik dari ivan Petrovich Pavlov dan pengondisian operan dari Burrhus Frederick Skinner. Pemikiran kedua tokoh ini akan membantu dalam memahami proses induksi (proses mengantar klien sampai pada tidur hipnotik) dan sugesti posthipnotik (sugesti yang diberikan selama trans)

  • Pengondisisian Klasik

Secara sederhana, pengondisian klasik bisa diartikan sebagai pembiasaan. Pavlov membagi reflex menjadi dua yaitu, reflex bawaan dan reflex terkondidiksn. Reflex bawaan adalah respons yang diberikan tanpa melalui proses belajar., seperti terkejut ketika terkena sengatan listrik, sementara reflex terkonsidisikan adalah respons yang muncul sebagai hasil belajar.

Penelitian Pavlov menunjukkan bahwa perilaku bisa dimanipulasi. Secara fisiologis, kata “tidur” ( stimulus) membuat korteks serebral mengalami inhibisi parsial (hambatan sebagian). Dalam keadaan ini terjadi perubahan endokrin dan vegetative dalam tubuh yang menyerupai perubahan yang terjadi ketika seseorang ingin masuk kedalam tidur alamiah. Subjek lalu jadi pasif dan semakin terbuka untuk disugesti.

  • Pengondisian Operan

Menurutnya proses belajar bisa dicapai lewat penguatan (reinforcement). Penguatan adalah situasi atau stimulus yang menguatkan respons seseorang. Dalam konteks hipnoterapi, penguatan yang baik akan menimbulkan respon positif yang nantinya akan bermanfaat dalam mengubah perilaku. Contoh penguatan verbal yang sering ditemui adalah ucapan “bagus” ketika klien mengikuti sugesti. Selain pujian verbal, penguatan juga dapat ditunjukkan lewat penataan ruang. Kesan yang nyaman di awal sesi punya pengaruh yang besar bagi keberhasilan di sesi-sesi berikutnya. Ada ungkapan jerman yang berbunyi “aller anfangist schwer(semua permulaan itu sukar)”. Ini juga berlaku dalam hipnoterapi, lingkungan yang tidak nyaman di sesi awal bisa melemahkan keterlinatan klien di sesi berikutnya.

3.Pendekatan Psikologi Humanistik di dalam psikoterapi

Psikologi humanistic berorientasi pada keunikan manusia dan pemahaman yang positif dan optimis tentang kepribadian manusia. Seorang terapis dituntut untuk selalu berkosentrasi pada sisi sehat manusia, bukan pada sisi sakitnya. Dua tokoh yang utama adalah Abraham Harold Maslow dan carl ransom rogers.

Dalam hipnoterapi, ada kecenderungan bagi terapis untuk menilai klien-kliennya sebelum mendengarkan merkea. Ini manusiawi, tapi tidak dalam konteks terapi. Perlu kerja ekstra untuk menetralkan diri terlebih dahulu. Klien yang datang menemui terapis tidak meminta untuk dinilai. Mereka hanya butuh iklim yang nyaman untuk bercerita tentang pengalaman mereka. Terapis semestinya membantu menciptakan iklim itu lewat penerimaan klien tanpa prasangka dan prapenilaian.

Psikologi humanistic, mengajak kita untuk berfokus pada sisi sehat kepribadian manusia dengan mengembangkan unconditional positive regard dan empati. Baik terapis maupun klien perlu melihat tubuh dengan kcamata sehat. Penyakit yang dialami tubuh menunjukkan ketidakseimbangan. Berfikir secara humanistic berarti berfikir tentang cara mengalihkan energy kea rah yang baik.

4.Pendekatan Psikologi Kognitif di dalam Psikoterapi

Orientasi utama psikologi kognitif adalah bagimana seseorang berfikir dan merasa di saat ini. Perilaku adalah efek daai pikian dan perasaan. Untuk alasan itu, bisa dimengerti mengapa terapi-terapi kognitif menekankan perlunya mengubah perilaku yang tidak segar dengan mengubah cara klien dalam berfikir dan merasa.

Salah satu tokoh penting yang banyak meneliti proses kognitif adalah Aaron Beck. Menurut Beck, banyak gangguan psikologis disebabkan oleh pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan negative. Selanjuntnya pikiran dan perasaan negative berkembang menjadi kepercayaan negative sehingga perlu ditata ulang ( direkstrukturisasi dan ditransformasikan menjadi kepercayaan positif)

Dalam perspektif kognitif ada jembatan yang mengantarai stimulus dan respons.itulah yang disebut kepercayaan. Seorang hipnoterapis perlu melatih kepekaan diri dala menangkap gejolak pikiran-pikiran negative dalam klien. Baru sesudah itu, sesi terapi dirancang untuk memunculkan perubahan perilaku.

2. A. Kasus Psikodinamik

Kasus yang dapat ditangani degan terapi psikodinamik ( psikoanalisa) adalah seseorang yang mengalami tingkat kecemasan yang tinggi. Karena kecemasan terkait dengan ada di dalam ketidaksadaran individu maka tedapat kompleks yaitu sekumpulan perasaan, pikiran dan persepsi yang berlebihan dan berhubungan dengan tema emosional tertentu misalnya seseorang yang memiliki rasa ketakutan yang tinggi terhadap sesuatu objek atau tingkat kecemasan yang tinggi. Orang yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi terhadap sesuatu memiliki tombol-tombol yang sensitive dalam ketidaksadaran personalnya. Misalkan Mahasiswa yang kesulitan menyelesaikan skripsinya akan menjadi sensitive dengan kata “skripsi”. Maka peran terapis adalah berusaha menggali alam ketidaksadaran klien untuk memberikan atau mengalirkan energy yang positif yang dapat mentransformasikan seseorang menjadi pribadi yang lebih sehat.

B.Kasus Behavioristik

Kasus yang dapat ditangani dengan terapi behavioristik adalah dengan memberikan penguatan(reinforcement) pada klien yang mengalami ketakutan terhadap suatu objek. Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular.Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa “ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan”. Untuk itu klien berusaha membantu klien untuk sedikit demi sedikit mengurangi dan mengubah persepsinya mengenai ular dengan pertam kalinya menunjukkan foto ular kepada klien dan jika klien berhasil makan terapis memberikan reward kepada klien seperti ucapan verbal “bagus” ataupun dengan hal baik lainnya. Lalu dilanjutkan dengan tahap berikutnya dengan mainan ular hingga ular sungguhan sampai klien mampu untuk mendekati dan memegang ular itu dan merubah persepsinya ketika melihat ular.

C.Kasus Humanistik

Kasus yang dapat ditangani dengan terapi humanistic adalah seseorang yang memiliki masalah dalam hidupnya. dimana terapis menyediakan atmosfir hangat dan suportif untuk meningkatkan konsep diri klien dan mendorong klien memperoleh pemahaman terhadap masalah. Dalam terapi client-centered, tujuan terapi bukan untuk membuka rahasia dalam dari ketidaksadaran, tetapi untuk membantu klien mengenali dan memahami perasaan sesungguhnya (Hazler, 2007). Satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah melalui mendengar aktif dan pembicaraan reflektif (reflective speech), sebuah teknik dimana terapis menjadi cermin untuk perasaan yang dialami klien.

D. Kasus Kognitif

Kasus yang dapat ditangani dengan terapi Kognitif adalah seseorang yang memiliki gangguan psikologis karena kepercayaan mereka, terutama kepercayaan diri yang tidak rasional dan memundurkan diri.

Dengan terapi REBT (terapi perilaku emosional-rasional (rational-emotive behahiour therapy)), terapis berusaha ntuk membantu orang menghilangkan kepercayaan-kepercayaan yang menundukan diri dengan secara rasional memeriksa kepercayaan ini dengan sedikit demi sedikit mengubah cara berfikirnya dengan ucapan verbal dan menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasional dengan menyediakan dan mengatakan kenyataan yang harus diterima oleh klien itu sendiri.

3.A. Psikodinamik

Karena seseorang yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi tidak mudah untuk diobati perlu menarik alam bawah sadarnya atau ketidaksadarannya untuk menghilangkan kecemasannya akan hal-hal yang membuat psikologis terganggu, tanpa ada manipulasi dari perilaku dan pernyataan klien karena kecemasan terjadi dibawah alam ketidaksadaran individu.

B.Behavioristik

Karena dengan membantu klien dengan cara mengubah persepsinya dengan membiasakan klien yang memiliki fobia terhadap ular dengan mendengar kata ular bahkan menyentuhnya dapat sedikit demi sedikit mengurangi ketakutannya yang sangat tinggi terhadap ular dengan memberikan penguatan(reinforecement) dan reward sehingga klien mampu untuk menghadapi ketakutannya terhadap ular.

C.Humanistik

Karena terapis berusaha mendorong klien untuk menyelesaikan masalahnya dengan mencapai aktualisasi diri. Dan memfokuskan pada hal yang menjadi masalah tersebut. Dan terapis berusaha untuk memfokuskan terapi kearah sisi kepribaduian yang baik.tanpa harus melihat sisi negative klien. Dengan menyeimbangkan tubuh yang terjadi ketidakseimbangan yang dapat menimbulkan penyakit ataupun gangguan psikologis lainnya. Dan mengalirkan hal – hal yang baik kepada klien agar klien lebih menjadi individu yang berkembang lebih baik lagi dan mencapai aktualisasi dirinya.

D.Kognitif

Karena klien yang memiliki cara berfikir yang tidak rasional hanya dapat disembuhkan dengan berusaha mengubah cara berfikir si klien itu sendiri dengan salah satunya menggunakan Terapi REBT. Dengan berusaha menghadapkan klien pada kenyataan dan berfikir nyata dengan berusaha menghadapi kenyataan yang si klien harus dihadapi. Menekankan cara berfikirnya yang tidak logis dan menstruktur ulang fikirannya dengan hal hal yang positif dan membangun. Agar menjadi individu yang lebih sehat.

DAFTAR PUSTAKA :

1. http://perjalanankuliahkita.blogspot.com/2013/07/gangguan-terapi-psikologis.html

2.Gunarsa, D.Singgih. 2007.Konseling dan Psikoterapi. PT BPK Gunung mulia:Jakarta

3.Hakim, andri.2010. Hipnoterapi:cara menghilangkan stress.Transmedia Pusaka:Jakarta4.

4.Anggiawan, putri.2008. Psikoterapi suportif sebagai cara menurunkan stress pada penderita hermipase. (Online) Jilid 5. No 4. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/89cf31024ca0a560250bb12a85b21c459159abd8.pdf diakses 5 april 2015 pukul 10:31 AM)


0

Psikologi Manajemen ( Analisa Kasus )

Dinamika Kelompok dan Konflik Dalam Proses Manajemen

1.Konflik merupakan bagian dari suatu hubungan yang terjalin dengan orang lain, konflik merupakan hal yang wajar terjadi di kinerja di organisasi maupun perusahaan. Peranan Konflik dalam mengembangkan manajemen di perusahaan sangat dibutuhkan untuk pengembangan sistem kinerja manajemen kearah yang lebih baik lagi. setiap terjadinya konflik pasti akan menumbuhkan dan membangun motivasi untuk berkembang lebih baik lagi suatu perusahaan. Konflik yang dapat ditanggulangi dengan metode yang baik akan memunculkan motivasi karyawannya untuk bekerja lebih baik lagi terutama apabila pimpinan perusahaan dapat mengolah dan menanggapi konflik yang ada dengan sikap dan pemikiran yang luas dan baik.

  • contoh kasus : Pada salah satu perusahaan manufaktur yang memiliki konflik antara pimpinan dalam bidang manajemen , dengan para pegaiwanya dimana konflik tersebut berawal dari adanya rencana dan keputusan pihak manajemen untuk mengamandemen struktur dan waktu kinerja karyawannya. Karena para pekerja tidak setuju dengan rencana tersebut maka tidak dapat dipungkiri para pekerja mengalami mogok kerja selama waktu yang tidak dapat ditentukan sampai pihak manajemen akan membatalkan rencana tersebut sepenuhnya. Sehingga menyebabkan perusahaan tersebut untuk berhenti beroperasi memproduksi karena para pekerja mogok kerja dan melakukan demonstrasi kecil-kecilan kepada perusahaan. Konflik seperti ini sangat merugikan perusahaan karena barang-barang produksinya tidak dapat selesai tepat waktu. (Detik.com)
  • Penyelesaian masalah : Konflik seperti ini dapat diselesaikan dengan adanya perundingan antara pihak manajemen dengan para pekerja secara damai untuk bersama-sama mencari jalan keluar agar tidak dapat merugikan perusahaan dan para pekerja sekaligus. Didalam kasus ini pemimpin juga harus ikut memediasi kedua pihak dengan keputusan yang bijak bagi keduanya sebagai seorang pimpinan dari perusahaan. Selain itu pihak manajemen perusahaan harus lebih mendengar aspirasi para pekerjanya agar dapat bekerja dengan efektif dan dapat memajukan kinerja karyawannya dan kualitas barang-barang yang diproduksinya.

2. Seorang pemimpin sudah seharusnya dapat menghadapi dan mengatasi konflik structural dan fungsi kerja dalam system manajemennya di suatu perusahaan maupun perkantoran. Dimana pimpinan juga memiliki wewenang dan kebijakan untuk memudahkan dan mencari solusi dari konflik dan masalah yang terjadi. Seorang pemimpin harus memiliki motivasi dan tujuan yang jelas untuk pencapaian perusahaannya. pemimpin juga harus menerima pendapat dan masukan dari bawahannya agar kinerja pempimpin dan karyawannya dapat berjalan baik serta dapat meminimalisir konflik yang kemungkinan dapat terjadi.

  •  Contoh Kasus : Adanya kerja sama antara perusahaan manajemen artis S dan M. dimana jika kedua perusahaan digabungkan akan pasti dapat menimbulkan konflik. Penggabungan dua system kinerja perusahaan yang berbeda ini harus diselaraskan agar dapat meredakan konflik yang dapat terjadi. Konflik yang terjadi saat ini adalah adanya perbedaan budaya kinerja karyawan dari kedua perusahaan ini. Perusahaan S mengharuskan karyawannya untuk bersopan santun baik itu dengan sesama karyawan, bawahan, artisnya dan pimpinannya, menggunakan seragam rapih, wangi dan bekerja non stop selama 10 jam. Sedangkan perusahaan M tidak mengharuskan sopan santun di perusahaannya selain dengan pimpinannya dan bekerja dengan santai seperti biasanya, Hal ini menyebabkan ketika Karyawan dari perusahaan M bertemu dan bekerja di bidang Visual bersama dengan Perusahaan S. Karyawan dari perusahaan M seperti biasanya menyapa dengan bahasa informal dan tidak mengucapkan salam dan dianggap sudah menyinggung karyawan yang berasal dari perusahaan M. sehingga menimbulkan Konflik antara karyawan tersebut karena adanya perbedaan kebudayaan dalam bekerja. Pimpinan dari kedua perusahaan pun memutuskan untuk mengeluarkan keputusan program kerja baru yang dianggap merugikan karyawan dari perusahaan S. tidak adanya perundingan terlebih dahulu dengan karyawannya.
    Konflik seperti ini menyebabkan banyak karyawannya yang memutuskan untuk berhenti bekerja karena menganggap sudah tidak nyaman lagi dengan suasana kerja yang ada saat ini dan konflik yang sering terjadi antara karyawannya. Sebagian pun ada yang mogok kerja sehingga menurunkan kinerja perusahaan untuk mengontrol para artis dan penyanyinya yang sedang banyak job di akhir tahun ini. (Detik.com)

    Penyelesaian Masalah : Konflik ini dapat diselesaikan dengan Adanya sikap pimpinan kedua perusahaan untuk mengeluarkan program kerja baru untuk para karyawannya yang berasal dari dua perusahaan berbeda yang tidak merugikan salah satu dari pihak kedua perusahaan tersebut. Selain itu pimpinan harus lebih membuka kesempatan untuk para karyawannya menuangkan aspirasi bagi kinerja mereka dan perusahaan, agar konflik tidak dapat terjadi lagi di masa yang akan datang.

3. Praktek dehumanisasi biasanya terjadi di perusahaan dalam bidang manufaktur. Khususnya para pekerja buruh. Sistem manajemen yang tidak teratur dan memiliki program yang jelas untuk pencapaian tujuan biasanya dapat memicu adanya praktek dehumanisasi di suatu perusahaan. Seperti kurangnya pengawasan terhadap kinerja tenaga kerja dan bidang-bidang lain. Dimana karyawannya diperlakukan dengan seenaknya, tidak adil, tidak diberi upah sepenuhnya atau seharusnya atas hasil kerja keras mereka dan adanya upaya menimbulkan konflik untuk memicu adanya karyawan yang ingin berhenti bekerja agar dapat menguntungkan pihak-pihak tertentu dalam suatu perusahaan dengan bertindak sewenang-wenangnya tanpa adanya perhatian kepada karyawan yang sedang bekerja.

  • Contoh Kasus:

Kasus 1

Di suatu pabrik A para buruh tidak diberi gaji selama 3 bulan dan dipekerjakan selama 12 jam setiap harinya. Selama itu mereka tidak diberi upah dan tidak diberi makan sehingga menyebabkan adanya salah satu buruh yang meninggal akibat kelelahan dan kelaparan yang diketahui adalah seorang wanita paruh baya. Pihak pabrik hanya mengutamakan barang-barang produksinya agar selesai secepat mungkin dan mempercepat Proses ekspor yang sudah ditargetkan.

Kasus 2

Di suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, adanya konflik yang terjadi antara pimpinan dengan karyawan.dimana pihak manajemen tidak memperhatikan kinerja karyawannya dan memperkerjakan karyawannya selama melebihi waktu kerja normal pada umumnya dan seringkali terjadi konflik antara pihak perusahaan dengan karyawannya yang sepertinya disengaja seperti adanya program-program kinerja baru yang dianggap merugikan karyawan yang bekerja hampir 5 tahun dan system pemberian upah yang dibedakan antara karyawan lulusan sarjana maupun diploma tanpa memandang kinerja keras yang sudah dilakukannya bagi perusahaan.

Dari Contoh Kasus diatas dapat ditarik kesimpulan pelanggaran praktek dehumanisasi yang terjadi adalah pelanggaran Hak Asasi.

Referensi :

1. http://finance.detik.com/read/2014/09/08/184843/2684674/4/pakai-sistem-upah-baru-perusahaan-ini-ngaku-tak-ada-konflik-dengan-buruh
2. https://hazellsqandinavy.wordpress.com/2012/03/09/beberapa-kasus-dalam-perusahaan/
3. http://news.detik.com/read/2014/12/05/063020/2768368/103/menilik-peluang-dari-bank-investasi-infrastruktur

4.http://haanifah.blogspot.com/2015/01/psikologi-manajemen-analisa-kasus.html

Selamat Membaca 🙂

0

Tugas Manajemen 2

       1. Teori Motivasi dan Manfaatnya

 

1.Teori Motivasi (MASLOW)

  • Teori Motivasi maslow membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
  1. Kebutuhan Fisiologis
    Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
  2. Kebutuhan Rasa Aman
    Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
  3. Kebutuhan Sosial
    Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
  4. Kebutuhan Penghargaan
    Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.

5. Kebutuhan Aktualisasi diri

  • Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
  • Manfaatnya dalam menggerakan Teori Maslow untuk proses kerja karyawan adalah dapat mengasumsikan bahwa orang yang memiliki tingkat status sosial tinggi dan aktualisasi diri adalah dengan memenuhi kebutuhan yang pokok (fisiologis) dengan lebih dari cukup sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri) atau aktualisasi diri.

           Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti        perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. walaupun kebutuhan pokok telah terpuaskan, kebutuhan lainnya itu masih mempengaruhi perilaku yang membutuhkan kebutuhan yang lainnya seperti penghargaan dan aktualisasi diri.

  1. Teori Motivasi ( HERZBERG)
  • Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
  • Manfaatnya dalam menggerakan teori Motivasi Herzberg dalam proses kerja karyawan adalah dengan membuktikan bahwa sikap atasan atau manajer dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerj. Dalam Faktor ini sumber sumber kepuasan kerja adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji yang dibuat oleh manajer dengan memperhatikan karyawannya dengan cermat. Teori dua faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja karena karyawan akan cenderung tergantung dengan atasannya. Dengan teori ini dapat tidak akan menimbulkan motivasi kerja, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.

 

  1. Teori Motivasi (VROOM)

 

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

 

  1. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
  2. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
  3. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

Manfaat dalam menggerakan teori motivasi vroom adalah dapat merencanakan kegiatan dan memberikan motivasi kepada karyawan kedepannya sehingga kinerja karyawan lebih baik dan dapat bekerja secara efektif.

 

 

2.Teori Pola Kepempimpinan

  1. Pola Kepempimpinan otokratik ( otoriter )

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya.

Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.Kepemimpinan otokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi.

 

Kelemahan : 1. Kepempinan Hanya dapat berlangsung sebentar saja

2.Akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan atas karyawan terhadap pemimpin

 

Kelebihan : 1. Dapat mengawasi kegiatan dan aktivitas karyawan dalam perusahaan

2. Karyawan tidak perlu pusing memikirkan kinerja atasan

3.Dapat memberi Bimbingan dan peraturan yang tepat bagi karyawan yang memiliki kompetensi rendah

Pola kepempinan otokratis dapat dimanfaatkan dalam situasi dimana karyawan hanya mampu berkompetensi rendah dalam Merencanakan dan menjalankan aplikasi Manajemen dalam perusahaan. Dengan mengambil keputusan yang diyakini oleh atasan untuk melancarkan aplikasi manajemen, karyawan yang memiliki kompetensi rendah dapat lebih terarah dan memiliki program kerja yang baik bagi kedepannya.

2.Pola kepempimpinan Demokratik

Adalah gaya kepemimpinan demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang mengacu pada hubungan. Di sini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan yang dipimpinnya. Segala kebijaksanaan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah guna mendapatkan informasi yang juga akan berguna untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya. Disini kepempinan dan hasil yang didapat berdasarkan From,by,for People.

Kelemahannya : Akan menimbulkan berbagai pendapat yang dapat mengacaukan Peraturan yang dibuat.

Kelebihannya: Bawahan dapat memiliki kesempatan untuk menuangkan aspirasinya.

Tipe kepempimpinan ini dapat digunakan, saat dibutuhkan aspirasi dan motivasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu

 

3.Tipe kepempinan Permisif

tipe kepemimpinan yang permisif atau laissez faire bisa bermakna serba boleh, serba mengiyakan, tidak mau ambil pusing, tidak bersikap dalam makna sikap sesungguhnya, dan apatis. Pemimpin permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Bawahan tidak mempunyai pegangan yang jelas, informasi diterima simpang siur dan tidak konsisten. Disini arahan, perintah dan pimpinan tidak boleh dibantah.

Kelemahannya : Bisa menimbulkan kesenjangan antara bawahan dan pimpinan

Kelebihannya : Lebih terarah untuk bawahan yang memiliki tingkat motivasi yang rendah

Tipe kepempimpinan permisif ini dapat dimanfaatkan saat perlunya sikap yang bijak dan tegas dari pimpinan kepada bawahannya untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan sebelumnya dalam aplikasi manajemen.

 

 

0

Tugas Psikologi Manajemen

1. Unsur Psikologi dalam Manajemen ada 4 yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner). Dan ada 4 fungsi utama dalam manajemen yaitu :

1. Planning
Dalam sebuah perusahaan, dalam bidang manajemennya dibutuhkan penentuan tujuan dan bagaimana cara tujuan untuk mendapatkan pencapaian yang terbaik bagi perusahaannya. Perencana merupakan proses awal dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara pencapaiannya. Perencanaan adalah hal yang sangat penting untuk masa depan perusahaan karena dalam kenyataanya perencanaan adalah titik awal dimana ada rencana (planning) program pencapaian suatu perusahaan kedepannya. Sebenarnya fungsi-fungsi manajemen lainnya berasal dari adanya perencanaan. Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer dalam bidang manajemen yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan atau yang diusulkan dalam pembuatan program kerja suatu bidang dalam perusahaan untuk pencapaian paling tinggi yang dapat diraih oleh suatu perusahaan.
 Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.

 Perencanaan dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
Rencana Jangka Panjang (long term planning) adalah perencanaan yang berlaku antara 10-25 tahun, Rencana Jangka Menengah (medium range planning) adalah perencanaan yang berlaku antara 5-7 tahun.

 Tujuan Perencanaan
1 Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien
2 . untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
3 . Untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
4. Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

2. Organizing
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan yang telah direncanakan dalam sebuah perusahaan.

3. Actuating
Pengimplementasian yaitu proses implementasi dan aktualisasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dan pegawai dalam perusahaan serta proses memotivasi agar semua pegawai tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi agar sebuah perusahaan dalam berjalan dengan lancer dan mencapai tujuannya dengan baik.

4. Controlling
Monitoring dan Perbaikan Aktifitas pegawai yang sedang berjalan agar Tujuan dapat tercapai Pengendalian (kontrol) adalah salah satu fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaturan dan memonitorng. Mengendalikan merupakan fungsi penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan korektif sehingga meminimalkan penyimpangan dari standar dan mengatakan bahwa tujuan organisasi telah tercapai dengan cara yang baik. Kontrol dalam manajemen berarti menetapkan standar, mengukur kinerja aktual dan mengambil tindakan yang tepat untuk kemajuan suatu perusahaan.

2. Perilaku-Perilaku Yang muncul dalam Manajemen

Perilaku perilaku uang dapat digunakan untuk melakukan keempat Fungsi unsure Psikologis dalam manajemen yaitu sebagai berikut :
1. perilaku yang bermotivasi dan memiliki semangat untuk memajukan perusahaan.
2. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan :
– Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
– Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target perusahaan yang telah direncanakan.
3. melakukan implementasi dengan melakukan pekerjaan dengan teratur dan baik untuk masa depan perusahaan yang telah ditentukan
4. melakukan pengawasan terhadap kinerja di berbagai macam bidang dan pegawainya agar tidak terjadi masalah atau komunikasi yang kurang dalam perusahaan.
5. melakukan kegiatan yang teratur dan disiplin terhadap peraturan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dan organisasi.

3. Sistem Manajemen dalam sebuah Companion store

1. Logistik

Barang- Barang penjualan dikirim sekali atau tiga hari sekali dari gudang ke toko tersebut. barang barang yang dibeli konsumen dikirim sehari setelahnya. barang yang expired akan didaur ulang ( Diganti dengan yang baru). semua karyawan wajib untuk memeriksa barang barang agar diusahakan tidak ada yang expired atau barang di gudang tidak full/Penuh.

2. Barang Display/pajangan

Barang barang yang dipajang diusahakan adalah barang barang yang sedang promo, agar dapat menarik perhatian Konsumen agar tertarik untuk membelinya. dang customer mengetahui barang barang apa saja yang sedang ada diskon/promo di toko tersebut.

3.SDM ( Sumber Daya Manusia )

Sumber Daya Manusia ( Para pegawai ) diseleksi dan dipilih di kantor pusat oleh manajemen khusus. Calon pegawai akan ditempatkan di store store yag telah ditentukan di cabang masing masing toko. Dalam satu cabang terdiri dari 5-7 pegawai. Toko dibuka dari jam 8 pagi sampai 9 malam. Shift 1 ada 3 karyawan dan shift 2 terdiri 4 karyawan. Semua pegawai harus mentaati peraturan yang telah dibuat oleh kepala toko masing masing cabang.

4.Keuangan

Pegawai bagian kasir wajib melaporkan dan menyetorkan uang dan data data dari hasil penjualan, dan diserahkan kepada kepala cabang/toko.

0

Tugas Akhir Kesehatan Mental

Pendekatan dan Gangguan Kesehatan Mental

Sebagai seorang manusia pasti pernah mengalami gangguan mental atau masalah seperti biasanya. Baik itu dialami secara sadar ataupun tidak sadar. Saya pernah mengalami psiko sosial yaitu saya pernah mengalami gangguan terhadap proses sosial saya. Saya sering merasa benci tanpa alasan kepada orang lain saya sering ingin menyakiti orang lain dan saya tidak ingin melihat orang lain bahagia diatas penderitaan saya. saya sering kali menyakiti orang lain dengan sikap saya yang semena-mena, cuek dan tidak peduli dengan orang lain. Bahkan saya pernah dikucilkan pada waktu dulu. Saya hanya mengganggap bahwa di dunia ini yang pantas bahagia hanyalah saya dan orang orang yang saya sayangi saja. Diduga kepribadian saya yang anti sosial tersebut disebabkan Karena pengalaman masa kecil saya yang sangat menyedihkan. Saya sering diejek, dikucilkan, dipukul oleh teman teman sebaya saya semasa waktu saya duduk di kelas SD. Semenjak itu saya, memendam kemarahan dan dendam terhadap orang lain yang berada di sekitar saya. maka dari itu saya sering kali enggan untuk mudah bergaul terhadap orang lain dan tidak mudah percaya pada orang lain.

Saya begitu karena saya memiliki alasan tersendiri, bahkan sampai saat ini saya masih dikatakan memiliki anti sosial yang tidak cukup terlihat. Saya sadar bahwa di dunia ini tidak mungkin hidup tanpa bantuan orang lain, semenjak saya diberi nasihat oleh kedua orang tua saya dan saudara saudara saya kini saya sadar bahwa kita harus saling menyayangi antar sesama manusia. Kini kepribadian saya yang anti sosial perlahan-lahan dapat dihilangkan, saya bertekad untuk mengubah kepribadian saya yang awalnya termasuk ke dalam Psikotik dan Introvert kini menjadi orang yang baik dan dapat diterima di lingkungan di mana saya berada.

Saat ini saya sudah berubah, saya menjadi orang yang mudah bergaul tidak anti sosial, dan saya memiliki banyak teman yang peduli terhadap saya.

Untuk mencegah diri dari ketidak sehatan mental maka diperlukan :

1.Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan banyak berdoa dan ikhtiar

2. Jika ada masalah maka jangan dipendam sendiri, sebaiknya sharing dengan orang orang terdekat yang dapat dipercaya.

3.Perbanyak lakukan hal hal yang dapat menghilangkan beban fikiran seperti dengan refreshing, shopping dan melakukan hobby yang dapat melegakan fikiran

4. terima masukan dari Orang lain agar masalah dapat cepat terselesaikan

5. Memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, agar tidak memiliki masalah dalam proses sosialisasi.

0

Tulisan Kesehatan Mental 2

Pengalaman Stress yang Berkesan menurut saya adalah..

Nama saya Bhatari Larasati, Pengalaman saya mengenai stress sangat berkesan dan tidak terlupakan. Pada saat itu saya sedang berada di kelas 3 SMA. Saya yang sedang dalam masa masanya menikmati masa sekolah pada saat itu dan bersiap siap untuk menhadapi UN pada tahun itu harus berangkat pagi pagi dan pulang larut untuk mempersiapkan diri menghadapi UN. Belum urusan saya dirumah harus membereskan rumah dan membantu ibu saya dirumah membuat saya menjadi kelimpungan untuk menyeimbangkan anatara pekerjaan rumah dan kewajiban saya untuk belajar di sekolah karena saya sudah kelas 3 SMA pada waktu itu. Saya stress, setiap kali pulang sekolah saya harus langsung membereskan rumah yang selalu berantakan setiap harinya saya juga harus les dan mengerjakan tugas yang harus diselesaikan dan menjadi pekerjaan rumah dari guru saya. Saya harus mengurus adik saya disela sela waktu belajar saya hingga membuat saya tidak focus. Sehingga menyebabkan saya turun berat badan karena dibebani oleh pikiran dan kewajiban untuk belajar menghadapi UN.

Akhirnya pada saat Ujian sekolah, nilai saya menjadi sangat turun dan saya pun dimarahi oleh kedua orang tua saya. Lalu akhirnya saya membuat strategi, dengan cara saya meluangkan waktu diluar rumah untuk belajar sangat tekun agar tidak terganggu dengan pikiran untuk membereskan pekerjaan rumah sehingga saya dapat belajar dan mengerjakan tugas dengan maksimal dan meningkatkan prestasi belajar saya dan mempersiapkan diri untuk menghadapai UN. Dan pada akhirnya, saya dapat menyeimbangkan antara pekerjaan rumah dengan kewajiban saya sebagai pelajar.

 

ARTIKEL BERITA

Stres anaknya suka mabuk, seorang ibu tewas bunuh diri

 

Merdeka.com – Seorang Ibu Rumah Tangga ditemukan tewas dengan kepala pecah diduga korban mengalami stres dan nekat mengakhiri hidupnya dengan melakukan bunuh diri.

Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan Laut Polresta Banjarmasin, Kompol Fachrul Sebastian Sik di Banjarmasin mengatakan, korban sementara dipastikan tewas dengan bunuh diri.

Korban juga diketahui sering mengalami stres karena melihat anaknya sering mabuk saat pulang ke rumah dan itu membuat korban tidak terima sehingga nekat melakukan hal tersebut.

Untuk korban yang tewas diduga bunuh diri itu, diketahui bernama Wiwik Yuliwati (62) warga Jalan Belitung Darat Gang 17 Banjarmasin Barat dan mayat sudah dievakuasi ke kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin untuk dilakukan visum.

Visum dilakukan, untuk mengetahui korban apakah sebelum meninggal dunia ada tanda-tanda kekerasan atau tidak, apabila tidak ditemukan, kemungkinan korban murni bunuh diri.

Dikatakan, wanita tua itu diketahui bunuh diri dengan meloncat dari sebuah tower milik Silo 1 Semen Tonasa yang berada di kawasan Pelabuhan Banjarmasin.

“Korban mengalami pecah kepala sehingga membuat nyawanya tidak tertolong lagi, lalu meninggal dunia di tempat kejadian sebelum sempat diselamatkan warga disekitar kejadian,” terang Kompol Fachrul Sebastian Sik seperti dikutip dari Antara, Selasa (8/4).

Untuk saksi-saksi ada beberapa orang yang telah dimintai keterangan seputar kejadian itu, di antaranya salah seorang Satuan Pengamanan (Satpam) Semen Tonasa bernama Kateno.

Polisi akan terus melakukan penyelidikan, dan sekarang tinggal menunggu hasil visum terhadap mayat korban dari pihak rumah sakit.

Kasus ini dugaan bunuh diri, ditangani oleh pihak Polsek Kawasan Pelabuhan Laut karena tempat kejadiannya berada di kawasan pelabuhan Banjarmasin, demikian kata Fachrul.

Pendapat :

Seharusnya sang ibu mendapat bantuan dan perhatian dari orang lain untuk membantu anaknya agar tidak mabuk-mabukan lagi. Atau member ipengajaran bahayanya minum-minuma keras dan pengajaran tentang norma-norma. kepada anak tersebut agar tidak membebani ibunya sehingga sampai bunuh diri.

Sang ibu juga seharusnya bisa sabar dalam menjalani hidup, karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Tidak dengan cara bunuh diri yang tidak dapat menyelesaikan masalah. Akibatnya kemungkinan sang anak akan menjadi brutal setelah ditinggal oleh ibunya.

 

Sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/stres-anaknya-suka-mabuk-seorang-ibu-tewas-bunuh-diri.html